Sabtu, 23 Februari 2013

Asal Usul Selat Jawa-Bali

Konon di kerajaan Daha, hiduplah seorang Brahmana bernama Sidi Mantra yang terkenal akan kesaktiannya. Karena ketekunan Sidi Mantra dalam mempelajari ajaran agamanya, Batara Guru menghadiahi dirinya seorang istri yang cantik dan harta benda yang melimpah. Dari pernikahan ini, Sidi Mantra di anugerahi seorang putra bernama Manik Angkeran.
                Manik Angkeran tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan tampan. Sayangnya, dia memiliki kebiasaan buruk, yaitu suka berjudi. Karena sering kalah dalam berjudi, Manik Angkeran banyak berutang kepada orang lain. Manik Anngkeran meminta bantuan ayahnya.
                Mulailah Sidi Mantra mengasingkan diri dan bertapa. Hingga pada suatu hari, sebuah suara membangunkan pertapaannya.”Sidi Mantra, pergilah ke kawah Gunung Agung. Di sana hidup seekor naga bernama Naga Besukih. Mintalah padanya harta yang banyak!.”
                Demi membantu putra kesayangannya, Sidi Mantra tak segan-segan menghadapi rintangan yang menghadangnya. Setibanya di tepi kawah Gunung Agung, Sidi Mantra duduk bersila dan menyembunyikan genta. Mulutnya berkomat-kamit melantunkan mantra. Naga Besukih yang mendengar alunan genta dan mantra yang diucapkan Sidi Mantra, keluar dari tempat persembunyiannya. Ia menanyakan apa maksud Sidi Mantra memanggilnya.
                “Niat apa yang membawamu kemari, wahai Sidi Mantra?”
                “Maafkan aku karena telah mengganggu tidur panjangmu, Naga Besukih. Tetapi sudikah kiranya engkau membagi sedikit hartamu untukku? Aku membutuhkannya untuk membantu anakku, Manik Angkeran.”
                 Naga Besukih mengabulkan permintaan Sidi Mantra. Ia menggeliatkan tubuh dan dari sisiknya itu berjatuhan emas dan permata. Sidi Mantra memunguti emas dan permata tersebut.
                “Pakailah emas dan permata ini untuk membayar utangmu. Tetapi ingatlah, jangan berjudi lagi!” Sidi Mantra menasehati putranya.
                Namun, tidak berapa lama kemudian, Manik Angkera datang lagi kepada ayahnya dan meminta tolong, karena semua harta pemberian Naga Besukih telah habis. Sidi Mantra yang merasa kecewa menolak membantu Manik Angkeran.
                Seorang teman Manik Angkeran membocorkan rahasia tentang Naga Besukih. Diam-diam, Manik Angkeran mencuri genta milik ayahnya dan pergi ke kawah Gunung Agung.
Di tepi kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan genta tersebut keras-keras. Bukan main terkejutnya Manik Angkeran saat melihat Naga besukih. Manik Angkeran mengutarakan niatnya yang langsung disetujui Naga Besukih.
“Aku akan membantumu. Tapi berjanjilah untuk tidak berjudi lagi. Ingatlah, hukum karma yang akan menjeratmu jika kau mangkir.”
Setelah mendapatkan janji dari Manik Angkeran, Naga kembali menggoyangkan tubuhnya. Dari sisiknya  berjatuhan emas dan permata, yang segera dipunguti Manik Angkeran.
Namun, Manik Angkeran yang licik ternyata berniat jahat terhadap Naga Besukih. Ketika Naga Besukih memutar badannya hendak kembali masuk ke dalam kawah, Manik Angkeran memotang ekor Naga Besukih dan dia cepat-cepat lari. Naga Besukih yang sakti tidak mengejar Manik Angkeran, Seketika itu juga, Manik Angkeran menemui ajalnya.
Sidi Mantra yang terpukul melihat kematian anaknya, memohon kepada Naga Besukih untuk menghidupkan kembali Manik Angkeran. Naga Besukih menyanggupinya, asalkan ekornya dapat kembali sedia kala. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan eekor Naga Besukih. Dan Manik Angkeran pun kemudian di hidupkan kembali ole Naga Besukih.
“Ayah, mohan maafkan aku, aku berjanji tidak akan berjudi lagi.” Manik Angkeran bertaubat dan berjanji pada ayahnya.
“Ayah memaafkanmu, Manik Angkeran. Tetapi mulai saat ini kita tidak bias hidup bersama lagi. Kita akan hidup terpisah!”
Dan seketika itu juga Sidi Mantra lenyap dari pandangan. Di bekas tempatnya berdiri, mengalir deras mata air yang lama-kelamaan menjadi lautan. Dengan tongkatnya Sidi Mantra telah membuat garis pemisah dirinya dengan Manik Angkeran. Sekarang tempat itu menjadi selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar